LenteraTimes.com - Tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya mengalami bullying di sekolah. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan, seyogyanya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak untuk mendapatkan pembinaan pengetahuan dan mental terbaik selain di rumah. Namun, nyatanya bullying di sekolah terus meningkat dari tahun ke tahun.
Bagaimana kita menangani perilaku bullying ini?
1. Listening
Dengarkan setiap siswa/orang tua yang mengalami kejadian bullying di sekolah. Perhatikan baik-baik bila siswa tersebut mendapatkan perlakuan serangan dari temannya. Libatkan orang tua untuk mengupdate informasi seputar dinamika anak-anak sekolah dan libatkan pula school counselor, teacher, parents, and psychologist.
2. Celebrate different
Perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Setiap orang itu unik, maka sesamanya harus saling menghargai. Prinsip equal perlu ditanamkan bahwa setiap orang sama.
3. Include all
Adanya perasaan diterima, adanya kondisi menjadi bagian dari kelompok, aktiv terlibat dalam aktivitas kelompok, teman-teman mengharapkannya, mendapatkan pertolongan ketika membutuhkan.
4. Report bullying
Kemampuan untuk melaporkan kejadian bullying menjadi penting. Sebab para penonton bullying seringkali ketakutan atau belum mengetahui betapa pentingnya melaporkan kejadian bullying kepada guru dan orangtua. Hal itu membuat anak menjadi tak peduli jika guru dan orangtua tidak mendengarkannya.
5. Believe
Percaya adalah kunci untuk membangun ekosistem sadar bullying. Ketika siswa bercerita kepada gurunya bahwa ia sedang mendapatkan perlakuan bullying dari temannya, dengarkan dan percayalah bahwa hal itu terjadi, Jangan memberi label bahwa ia berbohong. Percaya. Meskipun ada kebohongan tetapi percaya dulu, nanti akan mendapatkan kepercayaan dari siswa tersebut.
6. Take action