O, nestapa
Mak, bolehkah aku kembali jelajahi rahimmu
Masuk dan melewati liang vagina hangat, licin dan sedikit bau
Lalu kubersemayam di perutmu yang kuanggap tempatku ternyaman
Meski di datang bulan, bentuk itu berubah menjadi hutan belantara yang lebat tak terjamah oleh si Bapak, Bapak penguasa
Lalu, setelah engkau diketahui tak waspada
Si Bapak kembali menjamahmu menebang hutan-hutan itu hingga gundul, habis tak bersisa, Bapak punya kuasa
Di perutmu, Mak. Aku menyaksikan bagaimana rakusnya si Bapak menelanjangimu, mengupas habis, mengulum, menjilati, mengeruk hutan yang sudah gundul itu, lalu menancapkan benda yang tajam, besar, panjang, keras bagaikan rotan
Mak, kulihat wajahmu kini tak lagi berseri-seri
Seakan kau ingin menyudahi pertarungan ini
Seakan kau ingin mengatakan sesuatu, lalu berteriak