LENTERATIMES.COM - Film berjudul 'Suspiria' yang diperankan oleh bintang papan atas Dakota Johnson telah menciptakan banyak kontroversi sejak dirilisnya pada tahun 2018.
Film 'Suspiria' bergenre thriller ini, sayangnya, dilarang tayang di Indonesia oleh Lembaga Sensor Film Indonesia.
Keputusan ini tidaklah mengejutkan mengingat film 'Suspiria' ini menghadirkan banyak adegan sadis seperti mutilasi berdarah-darah yang dinilai provokatif.
Bagi para penggemar film thriller dan horor, ini tentu saja merupakan suatu ketidakberuntungan, mengingat film ini telah dikenal sebagai salah satu film horor paling berpengaruh dalam sejarah.
Baca Juga: iPhone 15 Hadir di Indonesia, Begini Cara Pre-Order Mulai 20 Oktober, Harga dan Fitur Terbaru
Sinopsis Film "Suspiria"
Film "Suspiria" mengisahkan perjalanan seorang penari balet Amerika, Susie Bannion, yang diperankan dengan gemilang oleh Dakota Johnson. Tujuannya adalah untuk belajar di Markos Dance Academy di Berlin, Jerman, di bawah bimbingan seorang tokoh idolanya, Madame Blanc, yang diperankan oleh Tilda Swinton.
Namun, begitu Susie tiba di asrama tersebut, kejadian-kejadian aneh mulai menghantuinya. Temannya, Patricia, tiba-tiba menghilang setelah melarikan diri dalam keadaan ketakutan yang ekstrem. Patricia kemudian ditemukan tewas secara misterius, meninggalkan pertanyaan besar di benak para penghuni asrama.
Sara, teman Susie yang lain, juga mengalami pengalaman mengerikan. Mimpi buruk yang penuh darah menghantui Sara, dan ini membuat kita bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik dinding-dinding Markos Dance Academy.
Baca Juga: Peluang Google Pixel 8 dan 8 Pro Masuk Indonesia, ini Penjelasan Resmi Google
Kejadian semakin mengejutkan ketika Susie menjadi korban dalam ritual mengerikan yang dilakukan oleh para pengajar di asrama tersebut. Keanehan dalam perilaku para pengajar semakin memperumit teka-teki di balik asrama ini.
Namun, "Suspiria" bukanlah sekadar film horor biasa. Ia juga berhasil mengangkat isu-isu penting seputar pemberdayaan dan solidaritas perempuan. Film ini menyoroti tekanan patriarki yang harus dihadapi oleh tokoh utama, Susie Bannion.
Dakota Johnson, pemeran utama, menekankan bahwa film ini mempromosikan konsep kekuatan perempuan dan kompleksitas perempuan sebagai individu.