LENTERATIMES.com - Tren food delivery atau layanan pesan antar makanan sepertinya tak luput dari perhatian para pelaku kejahatan siber.
Tren layanan pesan antar juga mudah dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan dunia maya, seperti bahaya kebocoran data.
kebocoran data dapat terjadi pada perusahaan di industri apa pun. Tampaknya tidak semua database yang bocor berisi informasi penting.
Baca Juga: Soal Ancaman Pembunuhan Radja Band, Ini Kata Penyelenggara Acara Malaysia
Layanan pengiriman tidak boleh membocorkan detail bank, karena alasan sederhana bahwa mereka tidak memprosesnya.
Menurut perusahaan riset dan keamanan siber Kaspersky, beberapa di antaranya menggunakan gateway pembayaran yang dikendalikan bank penerima pembayaran, termasuk nomor kartu yang dimasukkan di situs web bank tanpa dilihat pedagang, apalagi disimpan.
Bahkan jika rekening bank tertaut, ini terjadi di sisi pihak bank, dan pedagang hanya menerima ID terikat.
Baca Juga: Make Up Ashanty Tuai Cibiran Akibat Terlalu Menor
Namun, kebocoran data di layanan pengiriman makanan seringkali lebih berbahaya daripada di marketplace.
Pesanan yang ditempatkan di marketplace dapat diambil di titik penjemputan atau kantor pos.
Sedangkan pesanan makanan selalu diantarkan langsung ke rumah atau kantor pelanggan.
Baca Juga: Tips Mengatasi Rambut yang Mengembang, Agar Mudah Diatur
Namun, jika berkaitan dengan pengumpulan informasi pribadi yang tersedia di domain publik, mungkin ada kerugian sebagai berikut:
Calon penyerang memiliki informasi tentang di mana korban tinggal, berapa banyak yang mereka habiskan untuk dibawa pulang dan kapan mereka memesan.