Jarimu Harimaumu, Ini Tips Menjadi Netizen yang Beretika

photo author
- Senin, 13 Februari 2023 | 18:28 WIB
Ilustrasi media sosial (medsos). Ilustrasi media sosial (medsos). Jarimu Harimaumu menjadi ungkapan yang sering terdengar di era digital. Simak tips menjadi netizen yang beretika. (Tracy on Pexels)
Ilustrasi media sosial (medsos). Ilustrasi media sosial (medsos). Jarimu Harimaumu menjadi ungkapan yang sering terdengar di era digital. Simak tips menjadi netizen yang beretika. (Tracy on Pexels)

LENTERATIMES.COM - Jarimu Harimaumu. Ungkapan tersebut cukup populer di dunia digital belakangan ini.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama DPR RI menggelar seminar online Ngobrol Bareng Legislator bertajuk "Etika Dunia Internet: Jarimu, Harimaumu", Senin 23 Februari 2023.

Ada empat narasumber yang dihadirkan dalam seminar tersebut. Mereka adalah Anggota Komisi I DPR RI Krisantus Kurniawan, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, Dosen Fisip UPN Veteran Jakarta Rizky Hikmawan, dan International Media Consultant, Frans Padak Demon.

 Baca Juga: Kisruh Mertuanya Soal Harta Gono-gini, Raffi Ahmad: Doain, Semoga Cepat Selesai

Anggota Komisi I DPR RI Krisantus Kurniawan menjelaskan, etika berasal dari kata ethos (Bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

Etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti. Yakni, tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

"Penamaan karakter yang efektif dengan tiga pendekatan di atas saat ini sangat diperlukan bagi generasi melenial untuk bekal agar kuat dalam menghadapi tantangan zaman saat ini, termasuk informasi yang tidak benar (hoax)," ujarnya.

Menurutnya, dengan bekal karakter etika yang sesuai dengan nilai kebangsaan, generasi muda akan siap menghadapi gelombang besar di era industry 4.0.

Untuk itu, menanamkan karakter etika sebagai wujud implementasi nilai-nilai Pancasila bagi generasi melenial sangat diperlukan. Hal itu bisa dimulai sejak dini dari lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial masyarakat, serta dilingkungan birokrasi atau pemerintahan.

Krisantus mengatakan, pengguna perlu menyesuaikan penggunaan media sosial (medsos) dengan kebutuhan dan minat. Misalnya, yang memiliki hobi fotografi atau membuat video dapat menggunakan Instegram atau Youtube.

"Tapi batasi juga penggunaan medsos agar tidak menjadi candu dengan mengalokasi waktu pada jam dan durasi tertentu agar lebih fokus dan produktif. Pemberitaan palsu atau hoax adalah informasi yang tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Berita hoax bersifat provokatif dengan dengan Bahasa yang persuasive, dimana sumber berita yang tidak qualified dan tidak bisa dipastikan kebenarannya," ungkapnya.

 Baca Juga: Konser Tulus di Surabaya Sukses Pukau 7.000 Penonton

Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian KominfoSemuel Abrijani Pangerapan mengatakan, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat ini yang semakin mempertegaskan kita sedang menghadapi era disrupsi teknologi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Nur Arifin.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X