Alasan IKEA Juga Menjual Makanan

LENTERATIMES - IKEA adalah salah satu perusahaan ritel furnitur terbesar di dunia. Perusahaan juga telah membuka cabang di seluruh Indonesia.

Namun selain furnitur, peralatan atau perabotan, perusahaan juga menjual makanan di setiap tokonya. Jadi pertanyaannya, mengapa IKEA menjual makanan di tokonya padahal bisa laris manis.

Baca Juga: Lagu Dewa 19 yang Gak Terlalu Enak untuk Didengarkan

Ternyata, penawaran makanan IKEA bukanlah eksperimen acak, melainkan strategi yang disengaja untuk mendorong penjualan furnitur.

Karena ukurannya yang sangat besar, toko IKEA sering berada di pinggiran kota, jauh dari restoran atau tempat di mana restoran biasanya berada. Jadi, ide awalnya adalah melayani pelanggan di dalam toko sehingga mereka bisa bertahan lebih lama tanpa harus keluar untuk makan siang atau istirahat.

Pendiri IKEA Ingvar Kamprad sendiri pernah berkata bahwa "pelanggan yang lapar membeli lebih sedikit". Untuk itu, pihaknya secara khusus menyediakan tempat makan di dalam toko, dan pembeli yang lapar bisa makan di tempat tanpa harus keluar toko.

Baca Juga: 4 Buah yang Dapat Membuat Asam Urat Kambuh Lagi

Namun, toko makanan tidak dimaksudkan sebagai pusat laba. Karena idenya adalah untuk memikat pelanggan dengan harga murah, makanan enak, dan membuat mereka membeli furnitur dalam jumlah besar.

Pada dasarnya, IKEA menjual makanan di dalam toko untuk menarik lebih banyak pelanggan dan memperpanjang waktu yang dihabiskan pembeli di toko, sehingga meningkatkan penjualan furnitur.

Baca Juga: Tanda Ini Membuktikan Kalau Kamu Lebih Pintar Dari yang Kamu Pikirkan

Sekadar informasi, IKEA membuka kafetaria pertamanya yang hanya menyajikan kopi dan potongan dingin pada tahun 1958.

Sejak itu, perusahaan tidak hanya menawarkan makanan ringan dan hidangan à la carte, tetapi juga makanan dan minuman kemasan. Namun, mengingat IKEA adalah perusahaan Swedia, sekitar setengah dari menu IKEA adalah Skandinavia.

Baca Juga: 219 Anggota DPR Absen Pada Sidang Paripurna Pengesahan Panglima TNI Yudo Margono

Meski begitu, tentunya ketika banyak item menu atau pilihan makanan yang telah disesuaikan dengan demografi toko IKEA. ***