LENTERATIMES.COM - Meugang merupakan sebuah tradisi yang memiliki akar sejarah yang dalam di Aceh yang menjadi sebuah tradisi menyambut Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.
Masyarakat Aceh merayakan tradisi meugang sebagai bentuk syukur dan ungkapan terima kasih atas kemakmuran yang melimpah dalam menyambut hari-hari suci umat Islam.
Makna Tradisi Meugang
Tradisi Meugang tidak hanya sekadar warisan budaya tak benda; melainkan, ia menjadi sarana pengamalan ajaran agama. Bagi mereka yang gembira menyambut bulan Ramadhan, Meugang dianggap sebagai bentuk pengamalan ajaran agama Islam yang dianut.
Sesuai hadts Rasulullah "Siapa yang bergembira dengan datangnya Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya dari semua neraka".
Momen Meugang dan Pelaksanaannya
Meugang tidak hanya melibatkan pemotongan hewan seperti lembu atau kerbau. Tradisi ini mencakup momen berharga yang disebut Makmeugang, melibatkan pemotongan hewan kurban seperti kambing atau sapi.
Pelaksanaannya terjadi tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Ramadhan, Idul Adha, dan Idul Fitri.
Meugang tidak hanya merujuk pada prosesi pemotongan hewan. Lebih dari itu, tradisi ini mencakup kegiatan memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat, serta kaum yatim piatu. Ini menjadi momen kebersamaan dan kebahagiaan di tengah masyarakat Aceh.
Sejarah Tradisi Meugang dalam Masyarakat Aceh
Pada zaman Kerajaan Aceh (1607-1636 M), Sultan Iskandar Muda memainkan peran besar dalam mengembangkan tradisi Meugang.
Beliau tidak hanya memotong hewan dalam jumlah besar tetapi juga membagikan daging hasil pemotongan secara gratis kepada seluruh rakyatnya.
Tindakan ini merupakan ungkapan syukur atas kemakmuran rakyat dan rasa terima kasih kepada mereka.
Meskipun sempat terhenti setelah Belanda menaklukkan Kerajaan Aceh pada tahun 1873, tradisi Meugang tetap bertahan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Aceh.
Bahkan, dalam perjuangan melawan penjajahan, daging sapi dan kambing diawetkan untuk keperluan tersebut oleh pahlawan Aceh.
Meugang tidak hanya tradisi, tapi juga mencerminkan kekayaan sejarah dan nilai-nilai kebersamaan dalam masyarakat Aceh.
Baca Juga: Nubia Flip 5G Menarik Perhatian di MWC 2024, Ponsel Lipat Berkualitas dengan Harga Terjangkau!
Meskipun berlangsung ratusan tahun, tradisi meugang ini terus dijaga dan dirayakan sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas dan warisan budaya yang membanggakan.***
Artikel Terkait
Ketahui Alasan Orang Malas Ikut Bukber saat Bulan Ramadhan, Hanya Menjadi Wacana Salah Satunya
Yuk Simak Kebiasaan Unik Orang Mesir Saat Ramadhan
Yuk Perbanyak Pahala di 10 Hari terakir Puasa di Bulan Ramadhan Dengan Amalalan Ini
Ingin Fokus Ibadah Pada 10 Hari Terakhir Ramadhan Oki Setiana Dewi Berhenti Safari Berdakwah Sejenak
Masih Bisa! Kamu Bisa Lakukan Kebiasaan Baik Ini di Penghujung Ramadhan
Belum Terlambat! Hindari kebiasaan Buruk Ini Untuk Dapat Berkah Ramadhan
Resep Sapo Tahu Seafood untuk Sahur dan Buka Puasa: Nikmatnya Hidangan Spesial di Bulan Ramadhan
Amalan Para Ulama Menyambut Bulan Suci Ramadhan, Stretching Sejak Bulan Sya'ban
Tujuan Tradisi Meugang Masyarakat Aceh, Tradisi Unik Menyambut Bulan Suci Ramadhan