khazanah

Meugang Tradisi Menyambut Ramadan yang Unik Masyarakat Aceh, Memasak Daging dan Makan Bersama Sebelum Puasa

Kamis, 29 Februari 2024 | 08:05 WIB
Meugang Tradisi Menyambut Ramadan yang Unik Masyarakat Aceh (Foto: YouTube/BeeCara)
 
LENTERATIMES.COM - Indonesia, dengan keberagaman budaya dan tradisinya, memiliki sejumlah tradisi menyambut Ramadhan.
 
Salah satu tradisi menyambut Ramadhan yang unik dan menarik perhatian adalah "Meugang" di Aceh.
 
Tradisi menyambut Ramadhan di Aceh ini bukan hanya sekadar memasak daging, tetapi juga menciptakan momen kebersamaan di antara keluarga, kerabat, dan yatim piatu.
 
Meugang di Aceh melibatkan proses memasak daging qurban, seperti kambing atau sapi, yang biasanya disembelih dalam tiga perayaan sepanjang tahun, yaitu pada bulan Ramadan, Iduladha, dan Idulfitri.
 
Baca Juga: Vivo V30 Pro Hadir Menggoda Dengan Kehebatan 4 Kamera 50 MP Layar AMOLED 10 bit
 
Ritual Meugang sendiri dilaksanakan satu hari sebelum bulan Ramadhan atau hari raya di desa, sementara di kota, acara ini berlangsung dua hari sebelum Ramadhan atau hari raya.
 
Sebagai persiapan, masyarakat umumnya memasok daging di rumah mereka. Setelah itu, daging tersebut dibawa ke masjid atau dikonsumsi bersama tetangga dan warga lainnya.
 
Selama perayaan Meugang, setiap keluarga atau rumah tangga turut serta dalam proses memasak daging dan menikmatinya bersama.
 
Menariknya, ada pantangan jika sebuah keluarga tidak memasak daging pada hari Meugang.
 
Baca Juga: Realme 12 Pro Edisi Supreme: Peningkatan Maksimal dengan RAM 12 GB dan Penyimpanan 512 GB
 
Lebih dari sekadar kegiatan memasak dan menyantap hidangan, Meugang memiliki nilai religius yang mendalam.
 
Tradisi ini dilakukan di hari-hari suci umat Muslim, seperti Ramadan, sebagai bentuk syukur atas nafkah yang dicari selama sebelas bulan.
 
Masyarakat Aceh meyakini bahwa mengikuti tradisi Meugang adalah cara untuk bersyukur atas berkah yang diberikan dalam bentuk rezeki sepanjang tahun.
 
Kebersamaan dalam Meugang tidak hanya terbatas pada keluarga inti. Seluruh komunitas desa atau kota turut merayakan dengan penuh semangat.
 
Baca Juga: Persiapan Operasi Keselamatan Lodaya 2024: Satlantas Bagikan APAR demi Keselamatan Angkot di Kota Bogor
 
Moment ini menjadi ajang silaturahmi antarwarga, mempererat tali persaudaraan, dan menciptakan ikatan sosial yang kuat di tengah masyarakat Aceh.
 
Bagi masyarakat Aceh, Meugang bukan sekadar tradisi kuliner, tetapi juga manifestasi dari nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan rasa syukur.
 
Melalui proses memasak dan berbagi hidangan bersama, Meugang menjadi wujud konkret dari rasa keterikatan satu sama lain dalam ikatan kekeluargaan dan kebersamaan.
 
Baca Juga: Nubia Flip 5G Menarik Perhatian di MWC 2024, Ponsel Lipat Berkualitas dengan Harga Terjangkau!
 
Tradisi Meugang tidak hanya menyajikan hidangan lezat, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang mendalam.
 
Dalam setiap potongannya, daging qurban menjadi simbol kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang membutuhkan.
 
Meugang bukan hanya tentang memuaskan lidah, tetapi juga hati yang penuh kebaikan dan keberkahan.
 
Sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia, Meugang di Aceh memberikan gambaran nyata tentang bagaimana masyarakat dapat merayakan kebersamaan dengan penuh makna dalam setiap momen penting.
 
Baca Juga: Tempat Camping Ground Alam Lembah Cipanas Kelapa 3 Pamijahan, Nikmati Sensasi Mandi Kolam Air Panas di Tepi Sungai
 
Melalui tradisi menyambut Ramadhan ini, Aceh tidak hanya menyambut bulan suci Ramadhan dengan hidangan lezat, tetapi juga dengan hati yang tulus, penuh syukur, dan keterikatan yang erat antarsesama.***
 
 
 
 

Tags

Terkini

Bacaan Niat dan Tata Sholat Tahajud 2 Rakaat

Jumat, 5 Januari 2024 | 18:33 WIB