وَتَحْسَبُهُمْ اَيْقَاظًا وَّهُمْ رُقُوْدٌ ۖوَّنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ ۖوَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيْدِۗ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَّلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا
Artinya: Engkau mengira mereka terjaga, padahal mereka tidur. Kami membolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedangkan anjing mereka membentangkan kedua kaki depannya di muka pintu gua. Seandainya menyaksikan mereka, tentu engkau akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka.
Ibnu Katsir mencatat dalam penjelasannya bahwa anjing itu kemudian dalam posisi berlutut. Hewan berbulu itu juga tertidur di dalam gua bersama pemiliknya, Ashabul Kahfi muda.
Menurutnya, kisah anjing Ashabul Kahfi juga masuk dalam Al-Qur'an sebagai penghormatan kepada hewan yang membantu pemiliknya melarikan diri dari kejaran tentara kejam Raja Daqyanus. Selain itu, kuasa Allah SWT telah memelihara anjing tersebut dalam kondisi fisik yang sama dengan pemiliknya selama 309 tahun.
Wallahu’alam.
***