Baca Juga: Biar Tetep Semangat, Ini Cara Agar Tidak Mengantuk saat Puasa di Tempat Kerja
Yaitu peradangan pada bagian dalam mata lapisan dalam mata dari minum berlebihan Minuman beralkohol atau berkafein dan merokok juga meningkatkan risiko terkena mata kedutan ini.
Blefarospasme jinak dianggap lebih umum pada orang berusia 50-70 tahun. Selain itu, kedutan mata ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Gejala blepharospasm primer jinak biasanya dimulai dengan kelopak mata yang terus berkedip. Jika semakin parah, blepharospasm primer jinak dapat menyebabkan penglihatan kabur hingga kedutan pada wajah.
3. Hemifacial Spasm
Kejang hemifasial, atau kejang wajah, adalah kedutan mata yang langka. Kondisi ini melibatkan otot di sekitar mulut dan kelopak mata.
Berbeda dengan dua jenis kedutan mata lainnya, kejang hemifacial hanya memengaruhi satu sisi wajah. Kedutan mata ini seringkali disebabkan oleh pembuluh darah yang menekan saraf wajah.
4. Mata Kedutan Bisa Jadi Gejala Gangguan Saraf
Dalam beberapa kasus, kedutan mata juga bisa terjadi akibat gangguan pada otak dan sistem saraf. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan mata berkedut antara lain:
Bell's palsy, kelumpuhan otot wajah yang menyebabkan asimetri wajah.
Dystonia, gangguan gerakan yang menyebabkan otot kejang dan menjadi tidak terkendali, mendistorsi bagian tubuh yang terkena.
Dystonia serviks, yaitu distonia yang menyebabkan kejang tiba-tiba di leher dan rotasi kepala ke posisi yang tidak nyaman.
Penyakit Parkinson, suatu kondisi yang menyebabkan tremor pada ekstremitas, kekakuan otot, kesulitan berbicara, dan gangguan keseimbangan.
Sindrom Tourette, ditandai dengan gerakan dan suara yang spontan dan berulang (kejang).
multiple sclerosis, yang merupakan gangguan saraf di otak, mata, dan tulang belakang.
Selain beberapa gangguan kesehatan yang disebutkan di atas, kedutan mata juga bisa terjadi sebagai efek samping obat-obatan, terutama jenis obat yang digunakan untuk mengatasi psikosis dan epilepsi.***