Pertimbangkan hasil dari Brandu akan dijual murah ke warga.
Selain itu, pendapatan dari penjualan daging Brandu masuk ke pemilik ternak.
Semua itu agar pemilik ternak tidak mengalami kerugian yang berarti akibat kematian ternaknya.
Baca Juga: 5 Hal Kecil yang Bikin Pasangan Kamu Merasa Tidak Dihargai
Selain itu, jika dijual di pasar tidak mudah untuk dijual, sehingga masyarakat memilih untuk melanjutkan tradisi Brandu.
"Kalau saya tanya memang tujuannya baik, membantu warga yang kesusahan biar tidak terlampau rugi itu dibagi-bagi. Kemarin itu satu paketnya itu dijual Rp 45 ribu, terus uangnya dikumpulkan dan dikasihkan yang kesusahan," kata dia.
Meski tujuan Brando hanya untuk membantu sesama, Retnor menilai jika ternak Brando mati mendadak akibat antraks, sama saja dengan merugikan masyarakat. Sebab, ini hanya akan menularkan penyakit antraks.
Baca Juga: Tanda Zodiak Ini Suka Hidup Sederhana dan Bijaksana
"Pas saya di sana bilang kalau mau brandu ya brandu barang sehat gitu, barang bermutu, jadi tidak membahayakan manusia. Karena gini, kalau brandu itu (ternak mati mendadak) tidak akan membuat antraks berhenti muncul di sini (Gunungkidul)," katanya.
"Kenapa? Karena kalau dipotong itu kan bakteri yang ada di darah itu mengalir keluar lalu berubah menjadi spora. Spora itu yang tahan puluhan tahun, 40-80 tahun di tanah makanya 1 meter persegi tanah yang terkontaminasi spora direndam dengan 50 liter formalin 10 persen," Retno menambahkan.
***
Artikel Terkait
3 Penyakit yang Bisa Terjadi Jika Menunda Berbuka Puasa
Jangan Dianggap Sepele! Berikut Tanda Penyakit Jantung Pada Perempuan
Apa itu Antraks, Jenis dan Penyebab Penyakit Hewan Menular yang Menyebabkan 3 Korban Jiwa di Gunungkidul
Ketahui Gejala, Penularan dan Pencegahan Antraks Pada Manusia