Jangan Cuma Pakai Kacamata Kuda, Penentu Kebijakan Harus Miliki Kemampuan Memetakan Persoalan

photo author
- Kamis, 23 Februari 2023 | 18:06 WIB
Anggota DPRD Jabar Asep Wahyuwijaya atau Kang AW menilai penting pemangku kebijakan tak hanya menggunakan kacamata kuda dalam melihat persoalan. (Humas)
Anggota DPRD Jabar Asep Wahyuwijaya atau Kang AW menilai penting pemangku kebijakan tak hanya menggunakan kacamata kuda dalam melihat persoalan. (Humas)

LENTERATIMES.COM - para penentu dan pemangku kebijakan di level pemerintahan harus memiliki kemampuan memetakan persoalan. Pemangku kebijakan tak boleh hanya pada menggunakan kacamata kuda saat akan mengeluarkan kebijakan atau saat mewujudkan programnya

Hal itu disampaikan Anggota DPRD Jawa Barat (Jabar) Asep Wahyuwijaya atau Kang AW saat reses di SMK Bina Nusantara, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Rabu 22 Desember 2023.

"Penguasaan referensi para pemangku kebijakan di level pemerintahan itu harus komprehensif dan mumpuni. Bukan zamannya lagi, jika kita semua yang menjadi bagian dari pemangku kebijakan pada saat ini hanya menggunakan kaca mata kuda ketika akan merilis sebuah kebijakan atau saat mewujudkan programnya," ujar Kang AW.

Baca Juga: Kenali Kanker Tiroid dan Cara Pengobatannya, Sering Terjadi pada Wanita

Menurut Kang AW, di era saat ini, perubahan bisa terjadi sangat cepat dan pemicunya kompleks. Untuk itu, pemangku kebijakan dituntut memiliki perspektif atau cara pandang tentang rencana pembangunan yang juga harus luas dan kompehensif.

"Di sisi lain, basis keberpihakannya pun harus kuat, sehingga setiap kebijakan yang dilahirkan dan program yang akan diwujudkannya akan dapat diterima oleh warga dengan sepenuh hati," ungkapnya.

"Dampaknya, kegiatan pembangunan yang direalisasikannya juha tidak akan kehilangan jiwanya, betul-betul akan berorientasi pada kemanfaatan dan kemaslahatan," sambung Kang AW.

Baca Juga: Pernah Insecure dan Sempat Depresi, Penyanyi Rossa Beri Pesan Ini

Kang AW menjelaskan, jika para pemangku kebijakan memiliki modal referensi yang mumpuni, pandangan luas dan komitmen kuat, segala kebijakan yang dilahirkan pasti akan membawa kemanfaatan untuk rakyat.

"Proyek pembangunan yang dikerjakan setengah hati, asal-asalan bahkan hingga menjadi mangkrak atau karena berorientasi proyek dan untuk tujuan pencitraan pasti tak akan terjadi," sambungnya.

Sebagai bagian dari pemangku dan penentu kebijakan di Pemprov Jabar, Kang AW mengaku melakukan apa yang harus dilakukan atas dasar rangkaian cara berpikir dan sikap sepenuh hati.

Baca Juga: Tanda Sikap Pria Sebenarnya Ingin Menjauhimu

Kang AW telah mendorong anggaran untuk pembangunan RSUD Parung di Bogor Utara, revitalisasi Pasar Cisarua hingga dua tahun anggaran, membangun ruas jalan di pertigaan Cigudeg - Kiarasari, jalan Pasir Ipis - Garehong.

Semuanya dilakukan KAng AW karena ada kebutuhan dan urgensi yang diperhitungkan dengan matang.

Demikian juha ketika dirinya mendorong bantuan hibah untuk pembangunan ruang kelas baru di berbagai tingkatan sekolah.

Mulai dari Raudhatul Athfal (RA), TK Al-Qur'an, PAUD, MI, Tsanawiyah, Aliyah, hingga SMA SMK swasta milik kelompok masyarakat yang peduli pendidikan anak-anak di Kabupaten Bogor.

"Saya melakukan advokasi politik kepada mereka semua karena saya sadar dan tahu bahwa selama ini posisi mereka itu seperti terpinggirkan dan nyaris tak pernah merasakan bantuan anggaran dari pemerintah untuk membenahi hingga mengembangkan infrastruktur pendidikan yang sifatnya mendasar ini," tegas legislator asal Kabupaten Bogor tersebut.

Baca Juga: Nah Lho... Venna Melinda Tagih Utang Ferry Irawan Uang Pulsa, Bensin, Jajan hingga Belanja Online  

Melihat kebutuhan atas kondisi saat ini di Kabupaten Bogor, Kang AW memutuskan akan terus membantu dunia pendidikan, khususnya mendorong pembangunan infrastruktur di lembaga pendidikan berbasis agama. Hal itu menjadi salah satu ijtihad politiknya yang harus terus diperjuangkan. 


"Mengapa? Karena saya sadar bahwa dengan dibangunkannya ruang-ruang kelas baru itu sesungguhnya bukan bangunan beton yang kita telah kita dirikan, tetapi ada jiwa manusia yang di dalam ruang itu sedang dididik dan diajarkan tentang ilmu dunia dan ilmu akhirat. Mereka semualah yang akan menggantikan kita semua pada waktunya. Kalau pada saat kita mempunyai kesempatan dan memiliki sedikit kekuasaan untuk menjadikan tempat belajarnya lebih layak, kenapa kita tidak melakukannya," tandas Kang AW.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Nur Arifin.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X