LENTERATIMES.COM - Partai Golkar dan PAN resmi mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo Subianto sebagai bacapres di Pilpres 2024. Pengamat Politik yusfitriadi menilai dukungan untuk Prabowo sangat mungkin akan disusul oleh partai non-parlemen lainnya.
Saat ini, empat partai yang telah bergabung dengan Prabowo merupakan partai besar dan menengah, yakni Gerindra, Gplkar, PKB dan PAN.
Bergabungnya empat partai ini dianggapnya sangat memperkuat posisi Prabowo. Selain itu, menggugurkan informasi akan adanya poros koalisi keempat dalam dukungan calon presiden dan wakil presiden.
Baca Juga: Bayi Tertukar Selama Setahun, Plt Bupati Bogor: Ini Kelalaian Berdampak Luar Biasa
Meski demikian, Yusfitriadi melihat koalisi partai pengusung bakal calon presiden dan wakil presiden masih belum ada yang bener-bener ajeg. Termasuk koalisi perubahan yang dibesut oleh Nasdem dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) besutan Gerindra dan PKB.
Menurutnya, demokrat bisa saja lepas dari Koalisi Perubahan jika AHY tidak masuk cawapres, begitupun yang terjadi pada PKB yang mungkin saja hengkang dari KKIR jika Prabowo mengambil cawapres selain Cak Imin.
"Sama saja dengan Golkar dan PAN sudah mulai 'miring-miring' ke Prabowo, kedua partai tersebut mempunyai proposal yang sama yakni power sharing. PAN mengusulkan Erik Thohir sebagai cawapresnya Prabowo, termasuk sangat mungkin Golkar mengusulkan Airlangga sebagai cawapresnya Gerindra," ungkapnya.
"Artinya ketika prabowi tidak mengakomodir itu, bukan tidak mungkin mereka tidak berkoalisi dengan prabowo atau mengusulkan pembagian kekuasaan yang lain, misalnya komposisi menteri atau support finacial untuk kepentingan kampanye partainya masing-masing," sambungnya.
Baca Juga: Viral Aksi Pembacokan di Ciomas Bogor Lukai Pengendara Motor, Polisi Buru Pelaku
Yusfitriadi juga melihat kedua partai tersebut memiliki kesamaan, yaitu pragmatis dan berorientasi kekuasaan. Golkar merupakan partai yang tidak terbiasa untuk tidak masuk gerbong kekuasaan.
Begitupun PAN, meski terlihat seakan-akan oposisi, pada akhirnya merapat juga pada kekuasaan.
"Sehingga, karena melihat trend elektabilitas prabowo semakin menduduki puncak klasemen bakal calon presiden dari hasil hampir semua lembaga survei, sebagai partai yang berorientasi pragmatis kekuasaan, sudah bisa dipastikan segera ancang-ancang untuk merapat ke Prabowo supaya tidak ketinggalan gerbong," ujarnya.
Yusfitriadi menjelaskan, jika Koalisi Perubahan yang diisi 3 partai yakni Nasdem, PKS dan Demokrat lalu KKIR dengan 4 partai solid sampai akhir, maka PDIP diprediksi akan ditinggal dan menyisakan dua partai parlemen untuk Ganjar Pranowo.
"Kalau yang sekarang solid sampai akhir, maka koalisi untuk Ganjar hanya diisi oleh 2 partai parlemen, yaitu PDIP dan PPP dan 1 partai non parlemen yaitu hanura," terangnya.