LENTERATIMES.com - Secara umum, sebagian besar sekolah di Indonesia melarang siswa laki-laki berambut gondrong. Ada berbagai alasan, mulai dari masalah penampilan hingga disiplin.
Padahal, menurut pengamat pendidikan Satria Darma, kedisiplinan tidak ada hubungannya dengan gaya rambut. Namun, menengok ke belakang pada era Orde Baru (Orba), rambut gondrong memang diasosiasikan dengan penyimpangan.
Citra orang berambut gondrong dianggap urakan, buruk, kriminal, bahkan dinilai sebagai orang yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan.
Baca Juga: 4 Zodiak yang Bisa Bikin Tergila-gila
“Pemerintah orde baru itu kan berlandaskan militer dan ABRI, jadi jika ada yang berambut gondrong dan tidak cepak itu dinilai sudah melakukan penyimpangan. Sementara pemerintah orba sendiri sangat ketat menerapkan aturan dan ketertiban,” katanya.
Meski begitu, menurut Aria, pelarangan rambut gondrong bagi laki-laki di sekolah tidak lagi dipandang ada hubungannya dengan orde baru, karena konteksnya mungkin berbeda dengan pelarangan saat ini. Di era Orde Baru, katanya, konteks sudah multidimensional, bukan hanya soal gaya dan sifat politik.
Baca Juga: Video Viral Tentang Pesta LGBT di Sentul, Dibantah Kepolisian
Apa hubungan antara pelajar dan tentara, dan apa hubungan antara generasi tua dan generasi muda.
“Kalau dulu bisa dibilang gondrong itu ya bentuk pembangkangan anak muda, kalau sekarang orang bertato dan gondrong itu tanda orang kreatif, karena nilai sosial sudah berubah. Konteks zaman sudah berubah begitu pula rambut,” papar pria lulusan Sejarah Universitas Indonesia ini.
Satria Darma menambahkan, penerapan larangan rambut panjang saat ini hanya sebatas kosmetik. Jadi umumnya, sekolah berusaha untuk “mendisiplinkan” siswanya agar terlihat lebih terhormat.
Baca Juga: Wasit yang Diprotes Messi, Tinggalkan Piala Dunia 2022
“Alasannya mungkin hanya soal kerapian. Rambut gondrong dianggap tidak rapi dan terkesan tidak terpelajar,” jelasnya.
Eko Ariyanto M.Pd, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMAN 10 Bekasi, menilai siswa yang berpenampilan tidak rapi dan rambut acak-acakan akan berpengaruh terhadap skor “behavior performance”-nya.
Terkait larangan siswa memanjangkan rambut, Kemendikbud dan dinas terkait pendidikan lainnya belum memiliki aturan tegas. Namun menurut Eko, aturan tersebut lebih seperti kesepakatan bersama yang berlaku di masing-masing sekolah.
Artikel Terkait
Manfaat Minum Sambil Duduk, ternyata bagus untuk kesehatan
Indonesia Berpotensi akan Mengalalami Resesi Seks di Masa Depan!
Simak Nih! Cara Sehat Makan Nasi Menurut Ahli Gizi
4 Buah yang Dapat Membuat Asam Urat Kambuh Lagi
Daging Babi Ternyata Banyak Manfaat Loh, Simak Disini yuk!