167 Juta Warga Indonesia Aktif Gunakan Medsos, Sehari Bisa 3 Jam Lebih

photo author
- Minggu, 14 Mei 2023 | 15:21 WIB
Ilustrasi media sosial (medsos). jumlah pengguna medsos di Indonesia pada Januari 2023 mencapai 167 juta. (Tracy on Pexels)
Ilustrasi media sosial (medsos). jumlah pengguna medsos di Indonesia pada Januari 2023 mencapai 167 juta. (Tracy on Pexels)

LENTERATIMES.COM - Dekan Fisip Unpad, Widya Setiabudi mengungkapkan jumlah pengguna medsos (media sosial) di Indonesia pada Januari 2023 mencapai 167 juta.

Jumlah tersebut berdasarkan laporan We Are Social. Jumlah pengguna medsos tersebut setara dengan 60,4 persen dari populasi Indonesia.

Sementara waktu yang dihabiskan untuk bermain medsos di Indonesia, mencapai 3 jam 18 menit setiap harinya.

Data itu juga menunjukan durasi tersebut menjadi yang tertinggi kesepuluh di dunia.

Untuk jumlah pengguna internet di Indonesia, tercatat ada sebanyak 212,9 juta pada Januari 2023. Berbeda dengan medsos, jumlah pengguna internet pada awal tahun ini masih lebih tinggi 3,85 persen dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Timnas Basket Putri Indonesia Berhasil Mencetak Sejarah Sekaligus Sumbang Emas di SEA Games 2023

Dari jumlah tersebut, 98,3 persen pengguna internet di Indonesia menggunakan telepon genggam (HP).

Jika dirata-rata, orang Indonesia menggunakan internet selama 7 jam 42 menit setiap harinya.

Menurutnya, selain jauh dari diskursus politik, problem partisipasi anak muda tidak berdiri tunggal. Banyak faktor yang mendorongnya.

"Mulai dari kinerja penyelenggara pemilu, regulasi pemilu, individu penyelenggara pemilu yang kurang kompeten, serta kerja-kerja pendidikan pemilih yang tidak berkelanjutan," terangnya dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator bertajuk Ruang Digital Yang Sehat Menjelang Pemilu, Minggu 13 April 2023.

Akibatnya, partisipasi publik kurang, bahkan terancam hilang. Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) juga menemukan 17 persen pemilih milenial menganggap bahwa kendala yang mereka alami pada Pemilu 2019 adalah kurangnya informasi yang diberikan oleh penyelenggara pemilu.

Baca Juga: Ini Alasan Kamu Sulit untuk Konsisten, Ubah dari Sekarang!

Selanjutnya, Tim Ahli Badan Kesbangpol Jawa Barat, Iman Soleh Umarawihardja menjelaskan, ruang digital adalah ruang yang tidak dapat dipisahkan, tidak ada batasan antara satu negara dengan negara lainnya.

Ada tantangan dalam nasionalisme, tak terkecuali di ruang digital. Tantangan tersebut salah satunya globalisasi yang semakin melunturkan semangat nasionalisme.

Ia menilai, globalisasi semakin meyakinkan bahwa negara adalah sebuah wilayah tanpa sekat dan tanpa jarak. Globalisasi mengancam sistem budaya lokal dan mengubahnya menjadi sistem budaya global yang cenderung individualistik dan liberal.

Baca Juga: Esport SEA Games 2023: Timnas Mobile Legends Indonesia Raih Kemenangan Hiburan Saat Hadapi Singapura

Globalisasi juga dianggapnya mengancam filosofi silih asah, silih asih, dan silih asuh menjadi superioritas global yang mengarah pada neokolonialisme.

"Tantangan nasionalisme adalah globalisasi dan revolusi industri 4.0 dan bahkan sekarang memasuki revolusi industry 5.0 (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan, adalah tantangan terberat bangsa dalam hal kesadaran ideologi dan wawasan kebangsaan. Empat tantangan nasional Indonesia dalam kemelut global di antaranya berdampak asymetric warfare terhadap ruang kerja, politik identitas yang semakin marak, dan munculnya generasi yang rendah nalar," tandasnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Nur Arifin.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X