Narasi Kebencian Jadi Salah Satu Sisi Gelap Medsos, Ini Langkah yang Bisa Dilakukan

photo author
- Rabu, 10 Mei 2023 | 21:11 WIB
Ilustrasi media sosial (medsos). Salah satu sisi gelap medsos adalah narasi kebencian atau hate speech. (Tracy on Pexels)
Ilustrasi media sosial (medsos). Salah satu sisi gelap medsos adalah narasi kebencian atau hate speech. (Tracy on Pexels)

LENTERATIMES.COM - Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Prof Atwar Bajari membeberkan salah satu sisi gelap media sosial (medsos) adalah narasi kebencian atau hate speech.

Ia menjelaskan, narasi kebencian biasanya ditujukan untuk kelompok tertentu yang terkadang hingga memunculkan panggilan-panggilan khusus kepada suatu kelompok tersebut.

"Hal ini menjadi trend di medsos, dimana medsos merupakan media yang sangat subur dalam perkembangbiakan hate speech tersebut," ujarnya dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator bertajuk Bijak Berkomunikasi di Ruang Digital, Selasa 9 Mei 2023.

Baca Juga: Viral! Aplikasi WhatsApp Bisa Menguping Orang Tidur Pakai HP, Begini Tanggapan Google!

Untuk itu, perlu diterapkan etika bicara di ruang publik dan menerapkan komunikasi diakletis.

Komunikasi dialektis menekankan dialog dan penyelesaian melalui pertukaran informasi dan pemahaman.

Konflik antar kelompok harus diselesaikan lewat dialog dan negosiasi, mencari titik temu dan menghargai perbedaan.

"Komunikasi dialektis mampu menurunkan tensi kebencian dan konflik identitas," katanya.

Baca Juga: Esport Sea Games 2023: Timnas Mobile Legends Indonesia Kalahkan Kamboja 1-0 di Laga Perdana

Selanjutnya, Dosen Fikom Unisba, Riza Hernawati menjelaskan, dalam ruang digital pengguna akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural.

Interaksi antar budaya dapat menciptakan standar baru tentang etika. Dengan media digital, setiap warganet berpartisipasi dalam berbagai hubungan dengan banyak orang melintasi geografis dan budaya.

"Mereka dengan berbagai cara membangun hubungan lebih jauh dan berkolaborasi dengan orang lain. Maka, segala aktivitas digital memerlukan etika digital," ungkapnya.

Pesannya, jangan mudah percaya dan cek kembali kebenaran suatu informasi yang diterima. Saling toleransi terhadap perbedaan dan jangan mudah terprovokasi juga penting.

"Berhati-hati dalam menggugah dan berbagi konten digital. Mengendalikan emosi, menerapkan kesantunan, menggunakan tulisan dan Bahasa yang jelas. Menghargai Perasaan dan memperlakukan pengguna ruang digital dengan baik. Menghargai privasi orang lain dan menyadari posisi kita," pesannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Nur Arifin.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X