Food Waste Tak Hanya Timbulkan Kerugian Ekonomi, Tapi Juga Kerusakan Lingkungan dan Kehilangan Zat Gizi

photo author
- Rabu, 26 Juli 2023 | 22:52 WIB
Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) upaya pengurangan dan pencegahan Food Waste di Gedung Serbaguna I Setda Kabupaten Bogor, Cibinong, Selasa 25 Juli 2023. (Diskominfo)
Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) upaya pengurangan dan pencegahan Food Waste di Gedung Serbaguna I Setda Kabupaten Bogor, Cibinong, Selasa 25 Juli 2023. (Diskominfo)


LENTERATIMES.COM
- Timbunan food waste rupanya tak hanya timbulkan kerugian ekonomi, tetapi juga kerusakan lingkungan dan kehilangan gizi.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) upaya pengurangan dan pencegahan Food Waste di Gedung Serbaguna I Setda Kabupaten Bogor, Cibinong, Selasa 25 Juli 2023.

Rakor ini diikuti perwakilan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia, CEO Foodbank of Indonesia Jakarta, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Ketua PHRI Kabupaten Bogor, Ketua Kadin Kabupaten Bogor, Camat dan pengurus TP PKK Kabupaten Bogor, jajaran Pemkab Bogor, akademisi, pengusaha ritel, dan pihak terkait lainnya.

Menurut Sekda Burhanudin, Pemkab Bogor terus meningkatkan upaya pengurangan dan pencegahan limbah pangan atau food waste.

Upaya ini juga dilakukan demi menyelamatkan pangan dan mencegah kerawanan pangan di wilayah Kabupaten Bogor.

Food waste adalah limbah pangan yang masih berkualitas baik, layak konsumsi, namun tidak dikonsumsi dan dibuang.

Biasanya, food waste bterjadi pada tingkat rumah tangga dan ritel. Misalnya, makanan yang tersisa di piring tidak dikonsumsi habis dan dibuang.

"Saya berharap rakor ini menjadi gerakan inisiasi untuk meningkatkan peran seluruh pihak dalam upaya pengurangan dan pencegahan food waste di wilayah Kabupaten Bogor," harap Sekda Burhanudin.

Selain itu, ia berharap upaya pengurangan dan pencegahan food waste ini dapat memperkuat ketahanan pangan, mendukung penurunan angka prevalensi stunting, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Timbunan food waste ini menimbulkan kerugian ekonomi, kerusakan lingkungan dan kehilangan zat gizi. Nasi merupakan pangan yang paling banyak dibuang dan food waste tersebut sebenarnya masih layak untuk dikonsumsi dan dapat memenuhi kecukupan energi dan zat gizi," sambungnya.

Sekda Burhanudin menegaskan, penanganan food waste memerlukan komitmen dan kolaborasi lintas sektor.

Untuk itu, pemerintah bersama pihak swasta, akademisi, komunitas, media dan masyarakat perlu bersinergi mengambil langkah dan merumuskan kebijakan dalam upaya penanganan dan pencegahan food waste.

"Pemkab Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan telah bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia untuk mengatasi kesenjangan pangan di masyarakat dengan cara menjembatani antara masyarakat atau perusahaan yang berlebihan makanan dengan yang membutuhkan," terang Sekda Burhanudin.

Langkah ini juga sejalan dengan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs, yaitu mengurangi hingga setengahnya limbah pangan per kapita global di tingkat ritel dan konsumen.

Di samping itu, mengurangi kehilangan makanan sepanjang rantai produksi dan pasokan termasuk kehilangan saat pasca panen.

Pada rakor tersebut, diserahkan bantuan secara simbolis berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil di lokasi konvergensi stunting dan rawan pangan.

Ada juga bantuan sarana produksi pekarangan pangan untuk kelompok berdikari di lokasi konvergensi stunting dan rawan pangan.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Nur Arifin.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X