Kenapa Daging Babi di Haramkan?, Simak Disini!

photo author
- Selasa, 13 Desember 2022 | 16:00 WIB
Kenapa daging babi di haramkan?
Kenapa daging babi di haramkan?

LENTERATIMES.com - Larangan makan daging babi sudah sangat dikenal di kalangan umat Islam, sebagaimana ditegaskan oleh Al Qur'an al-Baqarah ayat 173 dan hadits Nabi Muhammad SAW. Namun, di era yang semakin terbuka seperti sekarang ini, banyak orang yang mempertanyakan, mengapa kita harus berpuasa daging babi? Apa alasan selain ayat-ayat Al Qur'an dan hadits Nabi?

Beberapa orang percaya larangan itu karena daging babi mengandung cacing yang telurnya tidak mati meski dimasak, sehingga tidak sehat untuk dimakan. Cacing pita (taenia solium), cacing spiral (trichiella spiralis), cacing usus (Fasciolopocis buski) dan lainnya biasa disebut sebagai jenis cacing yang hidup pada babi dan tidak sehat jika dimakan.

Selain itu, pola hidup kotor babi sering dimunculkan sebagai alasan untuk memperkuat pantangan babi. Namun, argumen di atas perlu dikaji ulang mengingat fakta bahwa kemajuan teknologi dapat menjawab kekhawatiran tentang ancaman atau bahaya yang ditimbulkan pada daging babi.

Baca Juga: Kenapasih Pelajar Sekolah di Indonesia Dilarang Gondrong?, Simak Disini yuk!

Demikian juga dengan peternakan babi juga dapat dikelola secara bersih dan higienis. Jadi apakah ada argumen lain yang bisa memberikan alasan yang masuk akal untuk melarang babi?

Dalam hal ini, selain najis, larangan makan daging babi juga karena sifat-sifatnya yang buruk, seperti minat dan kesenangan yang sangat kuat pada hal yang dilarang, tanpa semangat atau iri hati terhadapnya. Meskipun setiap makanan mempengaruhi orang yang memakannya, dan sifat buruk babi secara bertahap ditularkan kepadanya.

Jadi babi merupakan kontraindikasi. Imam Ibnu Hajar al-Haitami menjelaskan:

قَالَ الْعُلَمَاءُ : وَلِأَنَّ الْغِذَاءَ يَصِيرُ جَوْهَرًا مِنْ بَدَنِ الْمُتَغَذِّي فَلَا بُدَّ وَأَنْ يَحْصُلَ لِلْمُتَغَذِّي أَخْلَاقٌ وَصِفَاتٌ مِنْ جِنْسِ مَا كَانَ حَاصِلًا مِنْ الْغِذَاءِ ، وَالْخِنْزِيرُ مَطْبُوعٌ عَلَى أَخْلَاقٍ ذَمِيمَةٍ جِدًّا مِنْهَا الْحِرْصُ الْفَاحِشُ وَالرَّغْبَةُ الشَّدِيدَةُ فِي الْمَنْهِيَّاتِ وَعَدَمُ الْغَيْرَةِ فَحُرِّمَ أَكْلُهُ عَلَى الْإِنْسَانِ لِئَلَّا يَتَكَيَّفَ بِتِلْكَ الْكَيْفِيَّةِ الْقَبِيحَةِ

Artinya, “Ulama berkata: ‘Dan mengonsumsi babi hukumya haram karena makakan akan menjadi jauhar (zat) pada tubuh orang yang memakannya, lalu ia pasti akan terpengaruh oleh akhlak dan sifat apa yang dimakannya. 

Baca Juga: 4 Zodiak yang Bisa Bikin Tergila-gila

Padahal babi diciptakan sejak awal denga nmempunyai sifat-sifat yang sangat tercela, di antaranya kesenangan dan ketertarikan yang sangat kuat pada hal-hal yang dilarang dan tidak adaya rasa ghairah atau kecemburuan padanya. Karenanya orang diharamkan memakanya agar sifat-sifat buruk babi itu tidak tumbuh pada dirinya’. (Ibnu Hajar al-Haitami, Az-Zawajir ‘anil Iqtirafil Kabair, juz II, halaman 68).

Sehingga pada masa lalu ketika masyarakat Frank, sekelompok suku Jermanik yang mulai ada pada masa Kekaisaran Romawi, biasa memakannya, hal ini membuat mereka meledak dalam pembatasan terhadap berbagai agama yaitu Kristen. Mereka bahkan tidak cemburu ketika pasangannya diganggu oleh orang lain.

Ini berbeda dengan kambing. Menurut ulama Islam, kambing tidak memiliki sifat buruk yang sama dengan babi, sehingga memakannya tidak akan menulari seseorang dengan sifat buruk tersebut.

Baca Juga: Daging Babi Ternyata Banyak Manfaat Loh, Simak Disini yuk!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fauzan Al Bajili

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bacaan Niat dan Tata Sholat Tahajud 2 Rakaat

Jumat, 5 Januari 2024 | 18:33 WIB

Terpopuler

X