Pemkab Bogor Dorong Penguatan Adat di HIMAS 2025, Fokus pada Identitas dan Pembangunan

LENTERATIMES.COM - Sekda Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, mewakili Bupati Bogor menghadiri perayaan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS) 2025 di Kasepuhan Guradog, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (09/08/25).

Kegiatan tersebut mengusung tema “Indigenous Peoples and AI: Defending Rights, Shaping Futures” atau “Masyarakat Adat dan AI: Membela Hak, Membentuk Masa Depan” yang menyoroti risiko dan manfaat kecerdasan buatan bagi masyarakat adat.

Acara ini dihadiri oleh Gubernur Banten, Ketua DPRD Provinsi Banten, Wakil Bupati Lebak, serta Anggota DPRD Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Rudy Susmanto Tata Ulang Taman KNPI Cileungsi melalui Kolaborasi CSR

Menurut UNESCO, sejarah HIMAS berawal dari pertemuan pertama United Nations Working Group on Indigenous Populations (WGIP) pada 9 Agustus 1982 di Jenewa, Swiss.

WGIP dibentuk oleh Komisi HAM PBB sebagai forum resmi pertama bagi perwakilan masyarakat adat untuk berbicara di tingkat internasional.

Forum tersebut membahas isu-isu krusial, seperti hak atas tanah, pelestarian budaya, identitas, dan hak menentukan nasib sendiri (self-determination).

Baca Juga: Bupati Bogor Apresiasi Atlet Berprestasi di FORNAS VII NTB

Ajat menyampaikan pesan Rudy Susmanto bahwa Pemkab Bogor berkomitmen menjadikan adat dan kebudayaan sebagai bagian penting pembangunan daerah.

“Adat bukan hanya menyangkut manusianya, tetapi juga mencakup lingkungan dan sarana pendukungnya,” kata Ajat.

Ia menekankan perlunya revitalisasi kawasan, termasuk pemukiman di sekitar lokasi budaya, agar tetap terjaga dan memberi manfaat bagi masyarakat.

Baca Juga: Rudy Susmanto Dorong Semangat Kemerdekaan Merata di Seluruh Kecamatan Kabupaten Bogor

Ajat menambahkan, dalam lima tahun ke depan Pemkab Bogor akan mengidentifikasi kampung-kampung adat secara serius untuk dijadikan pusat kegiatan budaya.

“Yang kita bangun bukan hanya pendopo atau fasilitas budaya, tetapi juga masyarakat dan lingkungannya. Kalau ada rumah warga yang kondisinya kurang layak, itu juga bagian dari pembangunan ke depan,” ujarnya.