Baca Juga: Jadi Ini Alasan Orang Terus Kembali ke Hubungan yang Toxic, Relate?
Sekretaris Prodi D3 Sistem Informasi Universitas Merdeka Malang, Hudan Eka Rosyadi menjelaskan, algoritma Facebook bekerja dengan menyampaikan konten-konten yang diminati pengguna.
Sehingga, jika pengguna tidak pernah mencari topik dari suatu konten yang tidak ia minati, maka konten tersebut tidak akan muncul dalam news feed pengguna.
Algoritma Instagram menilai seberapa tinggi peringkat akun dari interaksi. Sementara Twitter menggunakan dua algoritma, yakni secara realtime dan berdasarkan popularitas dan umpan balik tweet.
Baca Juga: Yuk Cari Tahu Guys, Penyebab Stroke di Usia Muda
"Jadi bagaimana konten kita dapat disampaikan ke audiens ini tergantung dari bagaimana algoritma media sosialnya bekerja," terangnya.
Menurutnya, penjahat siber terus beraksi layaknya perusahaan. Mereka menemukan cara-cara baru untuk mengimplementasikan aksi mereka dan meningkatkan kompleksitas serangan.
"Sambil di saat bersamaan menciptakan sumber ekonomi kejahatan baru melalui penjualan perangkat atau panduan sederhana yang memungkinkan pelaku serangan siber lain melancarkan aksinya secara lebih mudah, tanpa kemampuan teknis sekalipun," sambungnya.
Baca Juga: Ada Triknya! Begini Cara Mendekati Gebetan yang Friendly, Bikin Jadi Gamau Lepas
Selanjutnya, Dosen Fikom UNITOMO Nur’annafi Farni Syam Maella menjelaskan, dalam menggunakan internet, ada juga etika atau tata krama.
Pengguna harus selalu menyadari bahwa Kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekadar dengan deretan karakter huruf di layar monitor.
Etika digital ditawarkan sebagai pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, tanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antar insan dalam menghadirkan diri, kemudian berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi dengan menggunakan media digital.
"Mari kita rayakan teknologi, kita hormati ilmu pengetahuan, kita dukung semua bentuk kemajuan, tetapi semua harus demi mengangkat derajat manusia. Etika ada karena kita adalah manusia," jelasnya.
Baca Juga: 4 Tanda Zodiak yang Paling 'Lemes' Tidak Bisa Menjaga Rahasia
Sementara itu, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kokinfo RI Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.
Artikel Terkait
Alami Kekerasan Seksual di Ruang Digital? Ini Tips yang Harus Kamu Lakukan
Penting! Berikut Tips Mencegah Bullying di Medsos
Yuk Belajar Teknik Pemasaran Online atau Digital Marketing
Ini Hal Krusial yang Perlu Diperhatikan Saat Berbisnis di Dunia Digital