Rupanya, saat itu terparkir mobil di seberang jalan yang berisi rekan Praka Riswandi Manik.
Saat perkelahian terjadi, dua pria berbadan tegap dengan rambut cepak turun dari mobil dan membawa Imam Masykur dengan mengaku sebagai polisi.
Warga juga sempat ingin membantu Imam Masykur. Namun saat tiga pria tersebut mengaku polisi, warga akhirnya mundur.
"Awalnya warga sempat akan membantu, tapi ketiga pria tersebut mengaku anggota polisi yang akan menangkap Imam Masykur. Akhirnya warga mundur dan Imam Masykur diborgol lalu diseret masuk ke dalam mobil," ungkapnya.
Baca Juga: Pertama di Bogor, Ada Kampung Tangguh Anti Narkoba di Cibinong, Gunakan CCTV untuk Bantu Pemantauan
Mendengar cerita tersebut, Said langsung menghubungi nomor Imam Masykur berkali-kali. Namun saat itu nomornya sudah dalam keadaan tidak aktif.
Malam harinya, Said baru mendapat telpon dari nomor Imam Masykur. Saat itu, Imam Masykur mengaku diculik dan mendapat penyiksaan namun tidak menyebut dimana lokasinya.
Imam Masykur juga terdengar menangis saat menelpon. Kata-kata yang keluar dari mulutnya pun terbata-bata.
Dalam percakapan itu, Imam meminta tolong kepada Said agar dibantu untuk mencarikan uang Rp50 juta sebagai tebusan yang diminta para pelaku penculikan. Imam meminta uang tersebut disediakan segera dan berjanji akan dikembalikan kepada Said saat tiba di Aceh.
"Saya menyanggupi permintaan Imam dengan mencarikan Rp50 juta sesuai yang diminta para penculik. Jika tidak, ia akan dibunuh mereka," bebernya.
Baca Juga: 5 Cara Sederhana Melakukan Facial di Rumah, Bikin Wajah Glowing
Usai komunikasi Said dengan Imam Masykur, ibu Imam Masykur yang berada di Aceh menelepon Said.
Sang ibu menanyakan ke Said kebenaran informasi anaknya diculik orang tidak dikenal.
Rupanya, sang ibu juga mendapat telepon dari Imam Masykur yang juga minta dicarikan uang sebesar Rp50 juta sesuai permintaan Praka Riswandi Manik dan kawan-kawannya.
Kepada ibunya, Imam Masykur mengaku dirinya sudah sangat kesakitan dan sudah tidak kuat lagi.