LENTERATIMES - Batik Parang adalah jenis pola batik Jawa. Batik parang disebut juga batik kraton karena hanya digunakan pada acara-acara adat tertentu di lingkungan kerajaan.
Lantas, bagaimana perkembangan batik parang di Indonesia? Simak ulasannya di bawah ini.
Tentang Batik Parang
Mengutip jurnal "Makna Motif Batik Parang Sebagai Ide dalam Perancangan Interior" oleh Sella Kristie, Tessa Eka Darmayanti, dan Sriwinarsih Maria Kirana, salah satu pola tertua di Indonesia. Kata parang berasal dari kata Jawa "pereng", yang menggambarkan lekukan yang menyerupai gelombang di laut.
Baca Juga: Starbucks Resmi Buka Gerai Pertama yang Pakai Bahasa Isyarat di Indonesia
Batik Parang adalah batik kerajaan
Pola pada Batik Parang menggambarkan kekuatan dan pertumbuhan yang digunakan oleh raja. Oleh karena itu, batik parang juga dikenal sebagai batik terlarang atau batik keraton karena rata-rata orang tidak bisa memakainya.
Disebut batik larangan karena pada saat itu Batik Parang tidak boleh digunakan di luar Keraton Mataram. Hal itu karena pedagang ingin menggabungkan motif parang dengan motif lain (alternatif dari parang).
Seiring berjalannya waktu, batik parang kini sudah banyak digunakan oleh masyarakat luas untuk berbagai keperluan. Batik Parang sering digunakan sebagai bahan pakaian untuk acara undangan atau acara resmi lainnya.
Artikel Terkait
Kaesang Pangarep dan Erina Gudano Banjir Pujian Karena Tak Cantumkan Gelar Pendidikan di Undangan Pernikahan
Presiden Jokowi Minta Maaf Jika Pernikahan Kaesang dan Erina Bikin Macet Jalan
Kirab Kaesang dan Erina Menyediakan Makanan Gratis, untuk Disaksikan Masyarakat dan Pengunjung CFD
Tamu Undangan Pernikahan Kaesang dan Erina Dilarang Pakai Batik Parang di Puro Mangkunegaran