PM Belanda Meminta Maaf Tentang Perbudakan di Indonesia Pada Masa Lalu, Apa Artinya Bagi Indonesia?

photo author
- Rabu, 21 Desember 2022 | 11:03 WIB
Belanda meminta maaf tentang perbudakan di Indonesia pada masa lalu (iStock)
Belanda meminta maaf tentang perbudakan di Indonesia pada masa lalu (iStock)

LENTERATIMES.com - Senin lalu waktu setempat, Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte atas nama Belanda meminta maaf tentang perbudakan di Indonesia pada masa lalu yang memiliki peran bersejarah, dengan konsekuensi yang diakuinya masih berlangsung.

"Hari ini saya meminta maaf," ucap Rutte saat pidato di gedung Arsip Nasional Belanda, yang disiarkan ke seluruh negeri.

"Selama berabad-abad negara Belanda dan perwakilannya telah mengaktifkan dan menstimulasi perbudakan dan mendapat keuntungan darinya," sambungnya.

Baca Juga: Mantan Asisten Pandji Petualang, Alprih Priyono Dikabarkan Meninggal Dunia Usai Terkena Gigitan King Kobra

"Benar bahwa tidak seorang pun yang hidup hari ini menanggung kesalahan pribadi atas perbudakan...(namun) negara Belanda memikul tanggung jawab atas penderitaan luar biasa yang telah dilakukan terhadap mereka yang diperbudak serta keturunan mereka." lanjutnya

Permintaan maaf itu muncul di tengah pertimbangan ulang yang lebih luas tentang masa lalu kolonial Belanda, termasuk upaya untuk mengembalikan karya seni yang dijarah dan perjuangan melawan rasisme saat ini.

Sejarawan memperkirakan bahwa pedagang Belanda mengirim lebih dari 500.000 orang Afrika yang diperbudak ke Amerika Selatan, sebagian besar ke Brasil dan Karibia, dan banyak lagi orang Asia yang diperbudak di Hindia Belanda atau Indonesia saat ini.

Baca Juga: Tak Terima Keluarga dan Rasnya Dihina, Sutanto Tam Tuntut 3 Netizen!

Banyak orang Belanda bangga dengan sejarah negara mereka dan kecakapan komersial angkatan laut mereka. Namun, sedikit yang diketahui tentang peran yang dimainkan oleh Perusahaan Hindia Barat Belanda dan Perusahaan Hindia Timur Belanda dalam perdagangan budak, yang merupakan sumber utama kekayaan negara.

Apa artinya ini bagi Indonesia?

Dr Abdul Wahid, seorang sarjana di Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, yang berfokus pada sejarah sosial ekonomi, kolonialisme dan dekolonisasi di Indonesia dan Asia Tenggara, mengatakan permintaan maaf tersebut merupakan hasil dari  "niat baik yang perlu diapresiasi."

"Karena ini menunjukkan adanya perubahan persepsi mereka tentang masa lalunya." paparnya.

Baca Juga: Simak Nih!, Manusia Purba Terbukti Sudah Bisa Masak dan Cenderung Suka Bumbu Pahit

"Dan bagi Indonesia, ini kesempatan untuk bisa memahami dan melihat secara kritis sejarah kita sendiri ... bahwa kolonialisme adalah sesuatu yang jahat dan merugikan Indonesia secara keseluruhan, dan kita menjadikan itu basis nasionalisme kita." sambungnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Fauzan Al Bajili

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X