LenteraTimes.com - Perempuan telah ambil bagian dalam jihad sejak Abad ke-19, dan telah secara aktif berperan di dunia terorisme sejak 1970-an. Dalam beberapa tahun terakhir, perempuan melibatkan diri dalam aksi terorisme karena legitimasi dari kelompoknya.
Sedangkan menurut sebuah riset pada 2020, generasi milenial Indonesia memiliki karakteristik antara lain kecanduan internet, memiliki loyalitas rendah, cuek dengan politik, mudah beradaptasi, dan suka berbagi. Kecanduan internet dan rendahnya loyalitas menjadi celah masuknya ideologi-ideologi tertentu, termasuk terorisme.
Dalam psikologi, loyalitas merupakan kebutuhan individu untuk dapat meletakkan kesetiaan mereka terhadap sesuatu atau seseorang. Loyalitas terbentuk di usia 12-19 tahun, yaitu periode pembentukan identitas.
Mereka tidak hanya rentan terpapar ideologi radikal, tetapi juga rentan bergabung dengan organisasi teroris. Akses internet dan kemampuan menggunakannya menjadi alat sekaligus kesempatan untuk terhubung dengan nilai-nilai dari luar.
Eksekutor aksi terorisme didominasi oleh kalangan muda, beberapa contohnya:
1. Aksi terorisme di Markas Besar Polri (2021) usia 26 tahun
2. Bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar (2021) usia 26 tahun
3. Aksi terorisme dan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan (2019) usia 24 tahun
4. Bom bunuh diri Hotel JW Marriott (2009) usia 18 tahun
Ada beberapa fase untuk mencapai puncak sebagai terorisme:
1. Janin