Berantas Radikalisme di Medsos, Bersama Perang Lawan Radikalisme

photo author
- Minggu, 26 Maret 2023 | 20:12 WIB
Ilustrasi media sosial (medsos). Perang melawan radikalisme juga penting dilakukan di medsos. (Tracy on Pexels)
Ilustrasi media sosial (medsos). Perang melawan radikalisme juga penting dilakukan di medsos. (Tracy on Pexels)

LENTERATIMES.COM - Komisi I DPR RI dan Kementerian Kominfo telah berdiskusi dengan Badan Intelegensi Negara dan Badan Cyber Negara dan semua stakeholder untuk bersama-sama memerangi radikalisme di Indonesia, termasuk di medsos.

Anggota Komisi I DPR RI Sturman Panjaitan mengatakan, ada jutaan seragan siber setiap hari, baik dari organisasi atau perorangan yang berisi informasi yang sangat radikal yang sangat berbahaya untuk masyarakat.

Banyak juga situs yang ditakedown oleh pemerintah, namun banyak juga situs yang terus muncul terkait radikalisme.

Baca Juga: Cita-cita Arya Saputra Pelajar yang Tewas di Pomad Bogor Abadi, Rumahnya Dibangun dari Nol

Belum lagi, di tahun politik yang sudah sangat dekat, banyak pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan momentum tersebut sebagai pencintraan dan menggunakan narasi agama yang mendeskriditkan atau menjatuhkan orang lain.

"Radikalisme yang menganggu bisa kita eliminasi. Kami terus memberikan literasi yang membangun dan menarik agar masyarakat ingin menambah ilmu," ujar Sturman dalam seminar online bertajuk 'Berantas Radikalisme di medsos' yang digelar Kementerian Kominfo dan DPR RI, Jumat 24 Maret 2023.

Baca Juga: Rekomendasi Kuliner Bogor, Seblak Angker Warkop DPRD Wajib Dicoba! Ada Level 1-10

Dekan Fakultas Ilmu Komuikasi Universitas DR. Soetomo Surabaya, Harliantara menjelaskan, saat ini jaringan kelompok radikal di Indonesia termonitor masih terus melakukan konsolidasi dan manuver untuk melaksanakan agenda perjuangannya.

Paham radikalisme masih menjadi ancaman nyata bagi bangsa indonesia. Paham ini terindikasi kuat telah masuk ke berbagai lini kehidupan masyarakat, termasuk dunia pendidikan.

Kelompok radikal terus berupaya menyebarkan paham dan ideologinya ke berbagai elemen masyarakat. Jaringan kelompok radikal mempunyai metode yang sistematis dalam menyebarkan ajarannya dan merekrut anggotanya.

Baca Juga: Meski Patah Hati, Tanda Zodiak Ini Tetap Produktif

"Saat ini, polanya mengalami perubahan, yakni memanfaatkan teknologi informasi, seperti medsos, di antaranya Twitter, Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Telegram. Penyebaran menggunakan teknologi informasi kini menjadi pilihan kelompok radikal, karena penyebarannya dianggap lebih cepat dan massif," terangnya.

Hal itu dilakukan lantaran penyebaran melalui teknologi informasi tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Selain itu, bisa menyasar semua lini masyarakat dalam waktu yang singkat.

Baca Juga: Raffi Ahmad Ungkap Alasan Bantu Biaya Persalinan Anak Pertama Marshel Widianto dan Cesen eks JKT 48

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Nur Arifin.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X