Sebanyak 9,6 Juta Ujaran Kebencian Dihilangkan Facebook pada 2020, Pentingnya Merajut Toleransi di Dunia Maya

photo author
- Kamis, 13 April 2023 | 03:10 WIB
Ilustrasi media sosial (medsos). Ujaran kebencian menjadi musuh bersama di dunia maya. Perlunya sikap toleransi untuk menghalaunya. (Tracy on Pexels)
Ilustrasi media sosial (medsos). Ujaran kebencian menjadi musuh bersama di dunia maya. Perlunya sikap toleransi untuk menghalaunya. (Tracy on Pexels)

LENTERATIMES.COM - Sekretaris Program Studi D3 Sistem Informasi Unmer Malang, Hudan Eka Rosyadi mengungkapkan bahwa penyebaran pesan intoleran di media sosial (medsos) cenderung meningkat menjelang Pilkada ataupun Pilpres yang sarat dengan muatan politik.

Selain dampak positif, dampak negatif lainnya dari medsos yakni maraknya bermunculan ujaran kebencian.

Salah satu penyebab dari hal tersebut adalah maraknya pengguna medsos yang hanya ikut-ikutan saja, baik menyebarkan atau membuat unggahan yang sama tanpa mengetahui maksud, pesan asli, jenis dari sebuah unggahan karena sedang ramai diperbincangkan.

Baca Juga: Rekomendasi Taman Nasional Terindah di Asia, Indonesia Ada Ngga Ya?

Untuk tahun 2020 saja, sebanyak 9,6 juta ujaran kebencian telah dihilangkan Facebook.

Dari tahun 2019 menuju 2020 terjadi peningkatan jumlah ujaran kebencian yang dihilangkan oleh Facebook. Para penyebar ujaran kebencian di medsos mayoritas menggunakan nama samaran dengan tujuan untuk menghindari diketahuinya identitas asli mereka.

Selain itu, mereka umumnya menargetkan akun-akun yang memiliki jumlah pengikut yang banyak atau akun yang memiliki tingkat aktivitas yang tinggi.

"Contohnya seperti pelecehan terhadap kaum perempuan secara online dan body shaming atau pelecehan terhadap salah satu bagian tubuh yang dimiliki oleh seseorang," ujarnya dalam Seminar Ngobrol Bareng Legislator bertajuk 'Teknologi Merajut Toleransi', Selasa 11 April 2023.

Baca Juga: Stafsus BKPM Bertemu Plt Bupati Bogor, Ngobrol Banyak Soal Investasi

Menurutnya, kemunculan ujaran kebencian dan rasisme di medsos disebabkan oleh relasi yang tidak seimbang antara teknologi dan kehidupan sosial sehari-hari.

Jika teknologi digunakan oleh seseorang atau komunitas yang tidak paham mengenai manfaat dari perkembangan teknologi, maka akan muncul potensi terjadinya hal yang tidak diinginkan.

Ujaran kebencian dan berita hoaks memberikan dampak yang signifikan terhadap pemikiran dan toleransi antara pengguna medsos.

Baca Juga: Saat Plt Bupati Kunjungi Ujung Timur Kabupaten Bogor, Ajak Ibu-ibu Sukseskan Imunisasi Polio

Selain itu, anak muda merupakan salah satu subjek yang rawan sekali mencerna dan terkena hal-hal negatif yang ada pada medsos.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Nur Arifin.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X