Pentingnya Peran Tokoh Agama untuk Menghentikan Penyebaran AIDS dan HIV

photo author
- Kamis, 1 Desember 2022 | 11:32 WIB
Hari AIDS Sedunia  (Shutterstock)
Hari AIDS Sedunia (Shutterstock)

LENTERATIMES.com - Pada tanggal 1 Desember 1988, Hari AIDS Sedunia ditetapkan. Peringatan tahunan Hari AIDS Sedunia pada awalnya dibuat untuk meningkatkan kesadaran akan epidemi global AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) dan penyebaran HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Sampai saat ini, HIV dan AIDS masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional. Faktanya, 12.553 anak di bawah usia 14 tahun terinfeksi HIV antara tahun 2010 dan September 2022, menurut laporan Kementerian Kesehatan Indonesia. Banyak anak di bawah usia 4 tahun juga mengalami infeksi HIV pada masa kanak-kanak, berjumlah 4.764.

Dr TB Djumhana Atmakusuma, SpPD-KHOM, Ketua Umum Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia mengaku terkejut dengan angka tersebut. Ia menilai pentingnya peran tokoh agama dalam mengajak anak-anak dan remaja menghindari penyebab penularan HIV di tengah kekhawatiran meluasnya akses teknologi akan membuat banyak kelompok usia produktif terpapar penyakit tersebut.

Baca Juga: Hasil Piala Dunia 2022: Argentina Lolos Babak 16 Besar

"Seks bebas, narkoba suntik, itu memicu. Kebiasaan ganti-ganti pasangan pada remaja juga. Saya juga kaget pas lihat data dari Kemenkes ada 12 ribu anak di bawah 12 tahun positif HIV. Paling bagus pencegahan ya mau tak mau rohaniawan boleh ajari risiko bila terkena HIV AIDS itu terjadi begini," ucapnya.

Sebab, lanjutnya, perilaku tidak sehat yang mengarah pada HIV dan AIDS sebenarnya sudah terjadi sejak zaman para nabi.

"Sejak zaman nabi-nabi itu sudah ada pelacuran, ibarat itulah gaya hidup umat. Kemudian untuk memberangus narkoba pun sekarang yang bertugas memberangus saja ikut terlibat," katanya.

Baca Juga: Indonesia Bangun Kereta Cepat yang Akan Dioperasikan Juni 2023

Oleh karena itu, penting untuk menyampaikan informasi tentang bahaya HIV/AIDS secara detail agar generasi muda dapat memahami bahaya HIV/AIDS. Termasuk, tentang kemungkinan stigma dan pengobatan HIV/AIDS seumur hidup.

"Jadi sejak kecil itu harus diberi (edukasi). Masalahnya sekarang kan gambarnya nggak ada, datanya nggak ada. Peran tokoh agama jadi penting juga," kata dia.

Imran Pambudi, Direktur Departemen Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, mengatakan Indonesia masih menghadapi banyak tantangan dalam menangani kasus HIV. Diketahui bahwa AIDS masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional hingga saat ini.

Baca Juga: Piala Dunia 2022: Meesi Catat Rekor Buruk Piala Dunia, Gagal Penalti

Meski demikian, kata dia, setiap tahun selalu ada tren penurunan. Namun dari segi prevalensi HIV di sebagian besar wilayah Indonesia masih 0,26%. Padahal, dua provinsi, Papua dan Papua Barat, memiliki prevalensi HIV sebesar 1,8%.

“Tantangan penanggulangan HIV di Indonesia ini cukup besar,” papar Imran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Fauzan Al Bajili

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X