Lalu ada Lillian Thuram, si pria kulit hitam. Jika melihat latar belakang seluruh pemain Prancis, aroma keberagaman semakin terasa.
Baca Juga: Ketenganan Antara Kanada dan China Meningkat!
Ultranasionalis telah menjadikan timnas Prancis sebagai target propaganda politik. Bukan suatu kebetulan, mengingat Prancis sedang menjadi tuan rumah Piala Dunia saat itu.
Tapi Jacquet terus berjalan. Sepak bola harus berada di jalur yang benar dan menjadi milik semua orang. Dia akan membuktikan bahwa pilihannya tidak salah.
Brasil adalah favorit. Mereka didukung oleh bintang cemerlang yang akhirnya membawa pulang penghargaan man of the match, Ronaldo.
Baca Juga: Lyodra Salah Tingkah saat DK IKON Berkomentar di Live Instagramnya
Namun di babak penyisihan grup, perjalanan tim Samba tak semulus tim Prancis. Brasil secara efektif dikalahkan Norwegia 1-2 sedangkan Prancis meraih tiga kemenangan di babak penyisihan grup.
Di final, semua orang menduga itu akan menjadi pertarungan sengit. tapi itu bukan kebenaran.
Langkah Zidane mengejutkan Brasil. Dua golnya memberi Prancis kemenangan 3-0. Jadi generasi emas Prancis mengangkat Piala Dunia untuk pertama kalinya.
Baca Juga: Honda Vario 160 Varian Warnanya Keren Abis!
Pada tahun 2002, Piala Dunia diselenggarakan bersama oleh Jepang dan Korea Selatan. Di lapangan hijau, Korea Selatan berhasil menembus empat besar, membuktikan bahwa negara-negara Asia mampu bersaing dengan negara-negara Eropa dan Amerika Selatan.
Di bawah arahan pelatih asal Belanda Guus Hiddink, Korean Red Warriors menampilkan permainan spartan, pantang menyerah hingga detik-detik terakhir. Banyak tim besar yang menjadi mangsa keganasan Ahn Jun Hwang dan kawan-kawan.
Di Grup D, Korea Selatan mengalahkan Polandia 2-0, seri melawan Amerika Serikat 1-1, dan mengalahkan Portugal 1-0. Keajaiban tim Korea berlanjut di beberapa ronde berikutnya.
Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Mengumumkan Libur Nasional Setelah Timnasnya Tekuk Argentina
Di babak 16 besar, Korea Selatan mengalahkan Italia 2-1. Pada menit ke-18, Vieri mencetak gol untuk memimpin, dan Italia tidak bersantai sepanjang pertandingan.