LENTERATIMES.com - Bung Karno tidak puas. Pikirannya tidak bisa menerima gambaran konsep ketuhanan yang dijelaskan oleh Haji Agus Salim.
Agus Salim, salah satu tokoh Partai Masyumi, mendapat julukan "The Grand Old Man" dalam sejarah pergolakan politik Indonesia. Bagi Bung Karno, Tuhan tidak bekerja seperti itu.
“Apa yang Tuan gambarkan tidak cocok dengan apa yang saya anggap semula,” kata Bung Karno kepada Agus Salim saat pamit pulang.
Baca Juga: 6 Tanda yang Menunjukan Kalau Anda Sedang Lelah Secara Emosional
Saat itu, Soekarno masih sangat muda, pikirannya selalu kritis dan tajam. Pertemuan kedua tokoh nasional itu berlangsung di Bandung, Jawa Barat.
Agus Salim datang khusus untuk menemui Bung Karno. Dalam buku "Soekarno Poenja Tjerita, Yang Unik dan Tak Terungkap Dari Sejarah Soekarno", Agus Salim tak banyak bereaksi. Kata-kata Bung Karno hanya timbuk ekspresi tersenyum pada Agus Salem sambil memikirkannya.
“Sungguh keras kepala anak muda ini. Mudah-mudahan Allah SWT menyadarkan pikirannya”.
Baca Juga: Akibat Makan Pedas, Wanita Ini Alami Patah Tulang
Di lain waktu, Bung Karno bertemu dengan Pastor Van Lith. Dia kembali ke perdebatan tentang konsep ketuhanan.
Soekarno juga menolak konsep ketuhanan seperti yang dijelaskan oleh Van Lith. Pastor Van Lith hanya mengakui Tuhan sebagai penguasa kebaikan, bukan kejahatan.
Bung Karno menolak konsep itu dan Pastor Van Lith menjadi sangat marah. "Kau ini orang berdosa berani menjelekkan Tuhan!" kata Van Lith.
Baca Juga: Usai Menjadi Sorotan, Raffi Ahmad Buka Suara Tentang Jet Pribadinya
Bung Karno tersenyum, melangkah pergi dan berkata, "Percayalah Tuhan akan memaafkan saya."
Perjalanan Bung Karno mencari Tuhan berlangsung lama. Dia menyerap pengalaman hidup orang yang berbeda dan kesan mereka tentang Tuhan.