LENTERATIMES.COM - Dalam mengamati realitas APBD Kabupaten Bogor 2023, proyek-proyek yang tidak tuntas telah mengakibatkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp 293 miliar.
Meskipun SiLPA APBD Kabupaten Bogor tersebut belum menjadi nilai final, menurut Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), angka tersebut mencerminkan adanya tantangan dalam pelaksanaan proyek dan pengelolaan keuangan daerah.
Gambaran Umum SiLPA APBD Kabupaten Bogor
Sekretaris BPKAD Kabupaten Bogor, Achmad Wildan, menyampaikan bahwa per 31 Desember 2023, SiLPA mencapai Rp 293 miliar.
Baca Juga: Pj Bupati Bogor Kumpulkan Camat hingga Kepala Desa se-Bogor, Ini Permintaannya untuk Pemilu 2024
“Per 31 Desember 2023 ya, itu pun belum rekonsiliasi untuk tiap Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD),” ujarnya Wildan, melansir Radar Bogor, Selasa (9/1/24).
Namun, perlu dicatat bahwa angka tersebut belum termasuk perhitungan SiLPA di sektor fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Dinas Pendidikan, dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD di Kabupaten Bogor.
Faktor Penyebab SiLPA
Menurut Wildan, masih dalam proses rekonsiliasi data untuk tiap Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD), dan belum dapat diterbitkan secara rinci.
Namun, beberapa faktor yang menyebabkan SiLPA antara lain adalah efisiensi gaji pegawai yang telah pensiun, efisiensi proyek penataan Kali Baru, dan retensi proyek.
Efisiensi tersebut terutama terjadi pada proyek-proyek yang tidak terealisasi, mencakup sekitar 20 kegiatan dari perencanaan hingga fisik.
Klaim Serapan Anggaran oleh SKPD Pemkab Bogor
Meskipun SiLPA mencapai angka signifikan, sejumlah SKPD Pemkab Bogor mengklaim bahwa serapan APBD Tahun 2023 mereka telah mencapai di atas 90 persen.
Sebagai contoh, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Teuku Mulya, menyatakan bahwa serapan anggaran di dinasnya mencapai 96 persen dengan SiLPA hanya sekitar 4 persen.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Bambang Tawekal, juga memberikan klaim bahwa serapan anggaran di dinasnya tinggi, yakni mencapai 95,1 persen.
Meskipun begitu, pertanyaan penting muncul: Apakah klaim ini mencerminkan realitas secara menyeluruh, ataukah masih terdapat ketidaksesuaian antara klaim dan fakta di lapangan?
Tantangan dan Solusi
Dalam menghadapi tantangan SiLPA, perlu adanya evaluasi mendalam terkait efisiensi proyek, manajemen pegawai, dan perencanaan proyek yang lebih akurat.
Penyusunan strategi pemulihan keuangan daerah dan perbaikan proses proyek menjadi krusial untuk menghindari SiLPA di masa mendatang.
Situasi SiLPA APBD Kabupaten Bogor 2023 menciptakan tantangan signifikan bagi pemerintah daerah. Evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan proyek, manajemen keuangan, dan klaim serapan anggaran perlu menjadi fokus utama.
Dengan melakukan langkah-langkah perbaikan yang efektif, diharapkan Kabupaten Bogor dapat mengatasi masalah SiLPA dan meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerahnya.***/Cok
Artikel Terkait
Kilas Balik Tren Tas Wanita 2023: Model Terbaik dan Panduan Belanja
Permudah Pelayanan, Pemerintah Kecamatan Cibinong Luncurkan Buku Agenda Elektronik bagelen.site
Seremoni Pergantian Tongkat Komando dan Pataka BNN, Jenderal Marthinus Hukom Menanggapi Tantangan Narkotika dengan Semangat Baru
Bogor Diguncang Gempa, Getarannya Begitu Terasa, Warga Berhamburan Keluar Rumah
Petani Curhat Harga Pupuk Mahal, Ravindra Airlangga Dorong Petani Masuk Poktan
Catat, Mulai Hari Ini Pendakian ke Gunung Salak dan Kawah Ratu Ditutup, Ini Alasannya
Nyaris 1000 Jiwa Warga Bogor Terdampak Gempa Sukabumi
Bawaslu Kabupaten Bogor Awards 2023, Apresiasi untuk Kerja-kerja Panwascam
Saeful Ramadhan Kembali Nahkodai Pokwan DPRD Bogor, Ajak Wartawan Jaga Marwah Jurnalis
Pemkab Bogor Geber Pembangunan Kantung Parkir untuk Truk Tambang