Simak Nih! 3 Negara Mayoritas Muslim yang Dulunya Adalah Negara Komunis

LENTERATIMES.COM - Sejarah mencatat banyak negara berpenduduk mayoritas Muslim pernah sangat dipengaruhi oleh komunis.

Sepanjang sejarahnya, komunis telah menjadi salah satu ideologi paling berpengaruh di dunia. Banyak dari ini tidak dapat dipisahkan dari pengaruh besar Uni Soviet pada masanya.

Patut dicatat bahwa Uni Soviet yang kala itu masih eksis kerap menyebarkan pengaruh komunis ke negara lain. Namun, perkembangan ini memudar setelah kecelakaan itu.

Baca Juga: Hal Sederhana yang Disukai Pria dari Seorang Wanita

Berikut adalah 3 negara mayoritas Muslim yang dulunya adalah negara komunis.

1. Tajikistan

Setelah Revolusi Oktober 1917, Muslim pribumi Tajikistan berusaha mendirikan negara di kota Kukun. Sayangnya, upaya ini disabotase setelah invasi Soviet. Mengutip kejahatan komunisme, akibat pengepungan kota oleh Tentara Merah pada tahun 1919, jumlah korbannya cukup besar, kebanyakan warga sipil.

Tujuan invasi mereka adalah untuk mendirikan Republik Sosialis Soviet Tajik. Upaya membangun masyarakat sosialis di negara kecil Asia Tengah ini.

Seperti di negara-negara taklukan lainnya, kebijakan tersebut dimulai dengan kolektivisasi pertanian, diikuti dengan tindakan agresif sekitar tahun 1930-an.

Ketika Uni Soviet runtuh, hal itu memberi kesempatan kepada elit komunis Tajikistan untuk naik ke puncak kekuasaan. Setelah menghancurkan musuh politiknya, perang saudara pun terjadi yang berlangsung selama lima tahun dan menewaskan puluhan ribu orang.

Baca Juga: 7 Gejala Stroke di Usia Muda yang Wajib Diketahui!

2. Afganistan

Afghanistan adalah negara di persimpangan Asia Tengah dan Selatan. Negara ini berbatasan dengan Pakistan di timur dan selatan, Iran di barat, Turkmenistan di barat laut, dan Tajikistan di timur laut. Secara historis, Afghanistan adalah negara komunis di bawah kepemimpinan rezim pro-Soviet.

Mengutip halaman Crimes of Communism, sebenarnya mereka tidak tersentuh oleh Perang Dunia II. Sayangnya, ada konflik internal di dalam negeri karena perpecahan suku dan campur tangan asing.