LENTERATIMES.COM - Ahmed Qureia, mantan perdana menteri Palestina dan negosiator perdamaian dengan Israel, meninggal dunia pada usia 85 tahun. Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengkonfirmasi kematian Qurea pada hari Rabu.
Pelajari Pendiri Pertama Negara Arab Saudi, Imam Mohammad bin Saud
Penyebab kematiannya tidak segera dipublikasikan, namun diketahui bahwa Currea sempat mengalami gangguan jantung, lapor Arab News pada Kamis (23 Februari 2023).
"Abu Allah memimpin dalam mempertahankan tanah airnya dan perjuangan rakyatnya," kata Abbas dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi Wafa, dengan menggunakan nama panggilan Kurea.
Baca Juga: Intip! Dua Wanita Non Muslim Tidak Sengaja Masuk Masjid Nabawi
Koureya lahir di Abu Dis, pinggiran Yerusalem Timur di Tepi Barat yang diduduki, pada tahun 1937 dan bergabung dengan gerakan Fatah pada tahun 1968.
Dia dengan cepat naik pangkat di bawah pendirinya, mendiang Presiden Palestina Yasser Arafat, dan menjadi anggota badan pembuat keputusan, Komite Pusat, pada tahun 1989. Dia juga anggota Komite Eksekutif PLO.
Qurea memimpin delegasi Palestina ke Oslo, di mana pembicaraan intensif dengan Israel menghasilkan kesepakatan damai pada tahun 1993 yang membentuk Otoritas Palestina dan menciptakan zona otonom di dalam wilayah Palestina.
Dalam putaran negosiasi berikutnya dengan Israel, dia bertemu dengan semua perdana menteri Israel yang menjabat sebelum tahun 2004, termasuk Yitzhak Rabin, Ariel Sharon, Shimon Peres, Benjamin Netanyahu dan Ehud Olmert, bersama dengan Presiden AS Bill Clinton dan George W. Cermak.
Dalam tiga dekade sejak perjanjian itu ditandatangani, pembicaraan damai telah gagal. Israel telah mendorong pembangunan pemukiman di Tepi Barat dan memberlakukan blokade di Jalur Gaza setelah militan Islam Hamas mengambil alih kekuasaan yang setia kepada Fatah. Kekerasan meletus lagi antara kedua belah pihak, terutama di Tepi Barat.
Baca Juga: Kebebasan Pengguna Wnita Muslimah Hijab Di Norwegia
Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press pada tahun 2013 menandai peringatan 20 tahun perjanjian Oslo, Currea mengatakan dia tidak akan menyetujui perjanjian tersebut jika dia mengetahui apa yang dia ketahui sekarang.
"Dengan daerah pemukiman seperti itu? Tidak. Dengan penutupan Yerusalem? Tidak. Tidak sama sekali," kata Kurea dalam wawancara di kantornya di Abu Dis, pinggiran Yerusalem.
Setelah pembentukan Otoritas Palestina, Qurea memenangkan kursi dalam pemilihan parlemen pertama tahun 1996 sebagai ketua Dewan Legislatif Palestina.
Baca Juga: Manfaat Anak Ketika Bermain Sambil Belajar
Artikel Terkait
Apa itu Ain? Penyakit Pandangan Mata dalam Islam, Ini Penjelasan dan Doanya
Benda Purba Kala Dari Zaman Masa Pra Islam
Umat Muslim Pakistan Minta Ratusan Masjid Menjadi Tempat Bersejarah
Begini Sulitnya Membangun Masjid Dengan Minoritas Muslim
Sholat Jumat Di Bangkok Umat Muslim Diminta Agar Menajaga Akhlak
Intip! Dua Wanita Non Muslim Tidak Sengaja Masuk Masjid Nabawi